UJIAN AKHIR DISERTASI – Ir. KODERI, M.Ling

 Program Doktor Ilmu Lingkungan (PDIL)

PASCASARJANA UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Jumat, 25 Mei 2018

 

 

Nama Promotor/Ko Promotor :

  1. Prof.Dr.Sc.Agr.Ir. Suyadi, MS.
  1. Dr. Abdullah Said, M.Si
  1. Dr.Ir. Abdul Wahib Muhaimin, MS

Nama Dosen Penguji :

  1. Prof. Dr. Ir. Soemarno, MS
  2. Prof. Dr. Ir. Zaenal Fanani, MS
  3. Dr. Bagyo Yanuwiadi
  4. Prof. Ir. Joni Hermana, MScES, Ph.D

Judul Disertasi : 

Model Pengelolaan TPA Sebagai Wisata Edukasi  (Studi Kasus TPA Talangagung di Kabupaten Malang)

Ringkasan :

Sistem pengelolaan TPA di Indonesia masih banyak dilakukan dengan system pembuangan terbuka (open dumping system), sehingga cenderung berdampak negatif terhadap lingkungan sekitar (tanah, air dan udara) seperti kondisi yang kumuh, bau tidak sedap, vektor penyebaran penyakit, dan lain-lain. Dampak negatif tersebut menyebabkan keberadaan TPA masih tidak diminati bahkan ditolak oleh masyarakat. Bagaimana cara membuat keberadaan TPA agar diminati dan diterima oleh masyarakat masih harus dicari solusinya untuk saat ini. Salah satu solusi alternatif yang dapat ditawarkan adalah melalui rekayasa sistem pengelolaan TPA. Sistem pengelolaan TPA yang diterapkan harus memberikan manfaat ke lingkungan dan masyarakat sehingga keberadaan TPA dapat berkelanjutan dalam waktu yang lama.

Kondisi saat ini TPA Talangagung melayani tujuh belas kecamatan di wilayah administrasi Kabupaten Malang dengan jumlah penduduk 1.258.112 jiwa dengan luas wilayah 1.313,13 km2, terdiri dari tiga wilayah Unit Pelayanan Teknis Persampahan, yaitu UPT Kepanjen, UPT Turen, UPT Bululawang. Volume sampah masuk atau timbunan sampah di TPA Talangagung, Kepanjen, Kabupaten Malang terus mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dengan adanya data peningkatan volume sampah sebanyak dua kali lipat pada tahun 2009-2016. Data tahun 2009, sampah yang masuk TPA sebanyak 114,7 m3/hari menjadi 239,4 m3/hari di tahun 2016. Akibat signifikansi peningkatan volume sampah, apabila TPA Talangagung tidak dikelola dengan baik maka hal tersebut akan berdampak negatif  terhadap lingkungan sekitar TPA dan akan berdampak terjadinya konflik sosial yang berakibat penolakan TPA oleh masyarakat. Inovasi dan kebijakan pengelolaan TPA berbasis konservasi lingkungan dan pendidikan adalah salah satu strategi dalam upaya mengurangi dampak buruk dari keberadaan TPA.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan meliputi 1). mengidentifikasi sistem operasional pengelolaan sampah di TPA Talangagung, 2). menemukan metode wisata edukasi di TPA Talangagung sebagai sarana pembelajaran perubahan perilaku masyarakat terhadap konservasi lingkungan, 3). menganalisis perilaku masyarakat sekitar terhadap keberadaan TPA Talangagung sebagai obyek wisata, 4). menemukan model kebijakan pengelolaan TPA Talangagung sebagai wisata edukasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method (kuantitatif dan kualitatif). Pendekatan kuantitatif dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan Structural Equation Modelling (SEM), sedangkan pendekatan kualitatif pada penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan IFAS- EFAS. Analisis SEM digunakan untuk menguji faktor-faktor pendukung dan keterkaitan pada variabel pengetahuan, tindakan, persepsi, sikap responden terhadap metode wisata edukasi di TPA. Analisis SWOT dan IFAS- EFAS untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam model kebijakan pengelolaan TPA sebagai wisata edukasi.

Pada awal kondisi TPA Talangagung, pengelolaan sampah masih menggunakan sistem open dumping. Namun, setelah diterbitkannya Undang-undang nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, maka saat ini pengelolaan sampah di TPA Talangagung berubah menjadi controlled landfill. Untuk menunjang kegiatan operasional pengelolaan TPA, ketersediaan sarana prasarana yang terdiri dari fasilitas dasar, operasional, penunjang, dan perlindungan lingkungan juga sangat dibutuhkan. Semua fasilitas tersebut sudah sesuai dengan standar regulasi yang berlaku saat ini. Dalam kegiatan operasional pengelolaan sampah di TPA Talangagung, pengelola menyiapkan perencanaan teknis pengelolaan yang harus dikerjakan dan dipatuhi agar kegiatan pengolahan dapat berjalan dengan lancar.

Kebijakan pengelolaan yang diterapkan di TPA Talangagung selaras dengan kebijakan nasional tentang pengelolaan sampah. Inovasi yang dikembangan oleh pihak pengelola TPA Talangagung memberikan hasil yang memuaskan bagi pemerintah daerah, pengelola, dan masyarakat. Bentuk inovasi yang dikembangkan di TPA Talangagung salah satunya adalah sistem pemurnian gas metan sebagai hasil kegiatan pengolahan sampah. Sistem pengolahan gas ini sudah terintegrasi dengan baik dan tersambung ke sekitar 260 rumah warga di sekitar TPA. Bentuk inovasi semacam inilah yang dapat dijadikan sebagai alat atau media pembelajaran bagi warga sekitar berkenaan dengan konservasi lingkungan. Cara pembelajaran aktif yang diterapkan oleh pihak pengelola TPA mampu berjalan efektif dan tepat sasaran karena melibatkan masyarakat atau pengunjung untuk praktek secara langsung.

Keberadaan masyarakat di sekitar TPA memiliki peran penting dalam mendukung keberlanjutan program TPA wisata edukasi yang dicanangkan oleh pemerintah daerah. Dalam kegiatan pengelolaan sampah di TPA Talangagung, masyarakat diajak untuk berperan aktif. Berkenaan dengan program TPA wisata edukasi, tingkat pengetahuan, tindakan, persepsi, dan sikap masyarakat menunjukkan nilai Likert yang tinggi, lebih dari 3,4, pada semua aspek yang ditanyakan kepada responden. Lebih dari 45% responden selalu memberikan respon positif pada setiap pertanyaan yang diajukan saat proses pengumpulan data. Pengetahuan, tindakan, persepsi, dan sikap responden terhadap keberadaan TPA Talangagung sebagai wisata edukasi selaras dengan kebijakan pengelolaan TPA yang ditetapkan.

Hasil analisis SEM menggunakan AMOS 18 menunjukkan bahwa pengelolaan TPA wisata edukasi Talangagung dipengaruhi secara langsung oleh variabel pengetahuan, tindakan dan secara tidak langsung oleh variabel sikap, meskipun dengan nilai hubungan yang rendah,

Kata Kunci: masyarakat, pengelolaan, TPA Talangagung, wisata edukasi