PSLP student participate in MURI Record “48 Hours of Nemo Dancing”Partisipasi Mahasiswa PSLP dalam Pemecahan Rekor Muri “48 Jam Nemo Dancing”

Ferik Antyo Agus Wibowo, student of Master Program of Natural Resources Management, Graduate Program of Universitas Brawijaya, participated in the MURI record breaking of “48 Hours of Nemo Dancing” in Bangsring Under-Water Festival held at Bangsring Beach, Banyuwangi District on 4-6 April 2018. By becoming a general assistant and coordinator for diver, Ferik considers that his contribution will be a challenge to advance the waters and tourism in Bangsring.

“In the activity of MURI record, there are at least 98 divers and 48 companions/buddies from Universitas Brawijaya. Our task is to arrange the divers schedule in such a way that the MURI record-breaking runs smoothly,” Ferik said.

Within 48 hours, divers are required to observe the behavior of nemo fish in the sea. The divers are spaced between 30-60 minutes so that it is not interrupted. During 3 days as coordinator and general assistant, Ferik was assisted by Pratama, Universitas Brawijaya graduate alumni, where they alternated for about 12 hours to arrange the divers traffic. Their duties divide the time and coordinate with them. In the divert replacement system, Ferik and his friend create a 30 minute dive time schedule for fishermen and 60 minutes for companions/buddies.

“There are no obstacles in coordination, but only physical preparations need to be maintained, because diving for 3 days requires extra energy,” Ferik said.

The main purpose of this MURI Record activity is to have a big impact on the increase of tourist visit to Bangsring and Banyuwangi. In addition to the nemo observations, MURI Records series of events are filled by artificial coral planting, conservation education, underwater clean-up, underwater model photography competitions, and underwater Gandrung Dance.

The Bangsring Underwater Festival activities have been held before by snatching the first MURI record on 21-22 May 2016 with spent for 28 hours diving to observing the fish behavior under the sea at Bangsring beach. These activities are expected to continue the tradition of MURI record-breaking every single year with the theme: underwater, fishermen, and fisheries.

“This kind of activity can be a positive impact on the increase of tourist visits, total revenue and income of fishermen groups. Also communities in the surrounding areas can support Bangsring beach tourism. In addition we also have to think about how to protect the underwater ecosystem so that no other environmental damage, “he concluded

Ferik Antyo Agus Wibowo, mahasiswa Program Magister Pengelolaan Sumberdaya Lingkungan dan Pembangunan, Program Pascasarjana Universitas Brawijaya, turut berpartisipasi dalam pemecahan rekor muri “48 Jam Nemo Dancing” dalam Bangsring Under-Water Festival ke-2 yang diadakan di Pantai Bangsring, kabupaten Banyuwangi pada 4-6 April 2018 lalu. Dengan menjadi koordinator penyelam dan pembantu umum, Feryk menilai bahwa kontribusinya akan menjadi tantangan untuk memajukan perairan dan wisata di Bangsring.

 “Dalam kegiatan rekor muri, ada setidaknya 98 orang penyelam dan 48 pendamping dari Universitas Brawijaya. Tugas kami adalah untuk mengatur jadwal para penyelam sedemikian rupa agar pemecahan rekor muri berjalan dengan lancar,” Pungkas Ferik kepada tim PSIK PPs UB.

Dalam 48 jam, para penyelam diwajibkan untuk mengamati tingkah laku dan perilaku ikan nemo dalam laut. Para penyelam dibagi waktu antara 30-60 menit sehingga tidak terputus rantai waktu penyelaman pengamatan nemo. Selama 3  hari menjadi koordinator dan pembantu umum, Ferik dibantu oleh Pratama, alumni Pascasarjana Universitas Brawijaya, dimana mereka bergantian selama kurang lebih 12 jam untuk mengatur lalu lintas penyelam.  Tugas mereka adalah membagi waktu serta koordinasi dengan para penyelam. Dalam sistematika penggantian penyelaman, Ferik serta temannya membuat jadwal dengan waktu menyelam selama 30 menit untuk nelayan dan 60 menit untuk pendamping.

“Tidak ada kendala dalam koordinasi, namun hanya persiapan fisik saja yang perlu dijaga, karena menyelam selama 3 hari membutuhkan tenaga yang ekstra,” Jelas Ferik.

Tujuan utama kegiatan Rekor MURI ini untuk memberikan dampak besar pada peningkatan kunjungan wisatawan ke Bangsring dan Banyuwangi. Selain pengamatan nemo, rangkaian kemeriahan acara Rekor MURI diisi oleh penanaman terumbu karang buatan, pendidikan konservasi anak sekolah, underwater clean-up, lomba fotografi model bawah laut, dan Tari Gandrung bawah air.

 

Kegiatan Bangsring Underwater Festival sudah pernah dilaksanakan sebelumnya dengan menyabet rekor MURI pertamanya pada 21-22 Mei 2016 dengan pemecahan selama 28 jam menyelam mengamati perilaku ikan di bawah laut pada pantai Bangsring. Kegiatan tersebut diharapkan akan meneruskan tradisi pemecahan rekor MURI setiap dau tahun sekali dengan mengambil tema: bawah air (underwater), nelayan, dan perikanan.

 

“Kegiatan seperti ini bisa menjadi dampak positif bagi peningkatan kunjungan wisata, peningkatan total penerimaan dan pendapatan kelompok nelayan dan masyarakat di wilayah sekitar dapat mendukung wisata pantai Bangsring. Selain itu kita juga harus memikirkan bagaimana melindungi ekosistem bawah laut agar tidak ada kerusakan lingkungan lainnya,” Tutupnya